A.
Definisi
Hernia diafragmatika
ialah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada
diafragma.
B.
Penyebab
Hernia diafragmatika
paling sering disebabkan oleh kegagalan satu atau kedua selaput pleura
peritoneal untuk menutup saluran-saluran perikardioperitoneal selama kehamilan
minggu ke 8.
C.
Klasifikasi
a. Sliding
hernia atau sliding type
Terjadinya
bisa disebabkan bermacam-macam hal diantaranya :
-
Esofagus terlalu pendek
-
Atau esofagus tertarik keatas
-
Dapat juga oleh karena otot-otot dan ligamen disekitar
kardia lemah, sehingga kardia masuk ke dalam mediastinum
-
Pada sliding hernia seringkali terjadi refluk asam
lambung kedalam esofagus, biasa atau sering kali timbul regurgitasi
-
Penting diketahui bahwa letak esofagogastrik junction
diatas diafragma. Jadi letak gaster yang berupa kantong hernia dikaudal
esophagus
b. Rolling
hernia atau rolling type (para hiatal hernia, para esofageal hernia)
Di sini letak esofagus pada posisi normal, demikian juga panjang esofagus dalam keadaan normal. Tapi kantung hernia terletak disebelah esofagus. Jadi sebagian dari lambung masuk kedalam rongga dada yaitu sebagai kantumh hernia. Jadi jelas bedanya dengan sliding hernia, di sini esophagogastrik junction tetap di bawah diafragma, dengan kata lain disini terdapt vulvulus parsiel dari lambung
Perbedaan lain ialah : pada rolling hernia, refluk dari asam lambung jarang terjadi. Pada rolling hernia karena kantong hernia menekan esofagus dari belakang, maka tidak akan terjadi regurgitasi. Kemungkinan besar pada rolling hernia seluruh fundus dari gaster masuk kedalam rongga dada
Di sini letak esofagus pada posisi normal, demikian juga panjang esofagus dalam keadaan normal. Tapi kantung hernia terletak disebelah esofagus. Jadi sebagian dari lambung masuk kedalam rongga dada yaitu sebagai kantumh hernia. Jadi jelas bedanya dengan sliding hernia, di sini esophagogastrik junction tetap di bawah diafragma, dengan kata lain disini terdapt vulvulus parsiel dari lambung
Perbedaan lain ialah : pada rolling hernia, refluk dari asam lambung jarang terjadi. Pada rolling hernia karena kantong hernia menekan esofagus dari belakang, maka tidak akan terjadi regurgitasi. Kemungkinan besar pada rolling hernia seluruh fundus dari gaster masuk kedalam rongga dada
D.
Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa:
1) Gangguan pernafasan yang berat
2) Sianosis (warna kulit kebiruan
akibat kekurangan oksigen) .
3) Takipneu (laju pernafasan yang
cepat)
4) Bentuk dinding dada kiri dan kanan
tidak sama (asimetris)
5) Takikardia (denyut jantung yang
cepat)
6) Gerakan dada pada saat bernafas
tidak simetris
7) Tidak terdengar suara pernafasan
pada sisi hernia
8) Bising usus terdengar di dada
9) Perut teraba kosong.
10) Lambung, usus dan bahkan hati
dan limpa menonjol melalui hernia.
11) Paru-paru pada sisi hernia tidak
berkembang secara sempurna. Jika hernianya besar
12) Setelah lahir, bayi akan
menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa
yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat
pernafasan.
Anak sesak terutama kalau tidur
datar, dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan
menunjukkan gambaran scafoid. Pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang –
kadang terlatak di hemitoraks kanan. Bila anak di dudukkan dan diberi oksigen
maka sianosis akan berkurang.
Pada herniasi berat terlihat :
-
Adanya gejala gangguan nafas pada hari pertama setelah
bayi lahir.
-
Jantung tergeser ke arah dada yang sehat.
-
Suara nafas pada paru yang sakit akan melemah dan pada
perkusi terdengar lebih pekak.
-
Dinding perut tampak cekung atau tampak perut skafoid.
-
Diagnosis hernia diafragmatika kongenital ditegakkan
dengan pemeriksaan radiologik atau pemeriksaan USG.
E.
Patofisiologi
Rongga peritoneum dan
pleura kemudian saling berhubungan di sepanjang dinding tubuh posteriol.
Kelainan seperti ini yang dikenal sebagai hernia diafragmatika congenital,
memungkinkan organ-organ dalam perut memasuki rongga pleura. Pada 85 – 90 %
kasus, hernianya disisi kiri, dan gelung usus, lambung, limpa, dan bagian hati
bisa masuk ke rongga dada. Karena kehadiran organ-organ perut di dalam dada,
jantung terdorong ke anterior, sedangkan paru-paru tertekan dan sering mengalami
hipoplasia.
F.
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan
diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan fisik, yaitu:
-
Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris.
-
Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia.
-
Bising usus terdengar di dada.
-
Perut teraba kosong.
-
Rontgen dada menunjukkan adanya organ perut di rongga
dada.
-
Pemeriksaan CT Scan atau USG FAST untuk memastikan
diagnosis rupture diafragma dan hernia diafragma.
b. Pemeriksaan
penunjang
-
Foto toraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus
di daerah toraks. Kadang – kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan
antara paralisis diafragmatika dengan eventerasi.
G.
Prognosis
Selain oleh tindakan bedahnya
sendiri, prognosis ditentukan oleh adanya hipoplasia paru – paru. Angka
kematian sekitar 50 % pada bayi yang menunjukkan adanya sgn berat dalam 24 jam
pertama sebagai akibat hernia diafragmatika. Bila gejalanya tidak berat dan
bayi dapat hidup sendiri tanpa bantuan berarti dalam 72 jam pertama
prognosisnya cukup baik.
H.
Komplikasi
a.
Gangguan Kardiopulmonal karena terjadi penekanan paru
dan terdorongnya mediastinum ke arah kontralateral.
b. Sesak nafas
berat berlanjut dengan asfiksia.
c. Mengalami
muntah akibat obstruksi usus.
d. Adanya
penurunan jumlah alveoli dalam pembentukan bronkus.
I.
Pengobatan
Tindakan bedah yang sebelumnya
dilakukan perawatan umum secara baik, pemberian oksigen secara endotrakeal
untuk mengurangi masuknya udara dalam usus yang dapat menyebabkan bayi
bertambah sesak, perubahan posisi bayi menjadi setengah duduk agar tekanan di
dada berkurang, pemasangan sonde lambung untuk dekompresi perut, dan
penghentian minum peroral serta diberikan cairan intravena. Kesulitan dalam
menangani kasus ini selain tindakan bedahnya sendiri adalah bila dijumpai
adanya hipoplasia paru yang sering pula menimbulkan gangguan pada jantungnya.
Bila perlu dapat dipasang ventilator mekanis. Pada hernia yang kecil dalam
periode neonatus hanya sebagian kecil usus masuk ke rongga dada secara
perlahan. Kejadian ini biasanya tidak memberi gejala klinis dalam Minggu
pertama kehidupan bayi, bahkan mungkin sampai beberapa tahun. Bayi demikian
tidak memerlukan perawatan intensif maupun tindakan bedah segera. Hernia
diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat. Organ perut harus dikembalikan
ke rongga perut dan lubang pada diafragma diperbaiki.
J.
Tindakan
Anak ditidurkan dalam posisi duduk
dan dipasang pipa nasogastrik dengan teratur dihisap. Diberikan antibiotika
profilaksis dan selanjutnya anak dipersiapkan untuk operasi. Hendaknya perlu
diingat bahwa biasanya 70 % kasus seperti ini disertai dengan hipoplasia paru.
K.
Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi
selama hamil seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar