Selasa, 13 November 2012

Hernia Diafragmatika



A.    Definisi
Hernia diafragmatika ialah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma.
hernia_diafragmatika.jpg
B.     Penyebab
Hernia diafragmatika paling sering disebabkan oleh kegagalan satu atau kedua selaput pleura peritoneal untuk menutup saluran-saluran perikardioperitoneal selama kehamilan minggu ke 8.
C.     Klasifikasi
a.       Sliding hernia atau sliding type
Terjadinya bisa disebabkan bermacam-macam hal diantaranya :
-          Esofagus terlalu pendek
-          Atau esofagus tertarik keatas
-          Dapat juga oleh karena otot-otot dan ligamen disekitar kardia lemah, sehingga kardia masuk ke dalam mediastinum
-          Pada sliding hernia seringkali terjadi refluk asam lambung kedalam esofagus, biasa atau sering kali timbul regurgitasi
-          Penting diketahui bahwa letak esofagogastrik junction diatas diafragma. Jadi letak gaster yang berupa kantong hernia dikaudal esophagus
b.      Rolling hernia atau rolling type (para hiatal hernia, para esofageal hernia)
Di sini letak esofagus pada posisi normal, demikian juga panjang esofagus dalam keadaan normal. Tapi kantung hernia terletak disebelah esofagus. Jadi sebagian dari lambung masuk kedalam rongga dada yaitu sebagai kantumh hernia. Jadi jelas bedanya dengan sliding hernia, di sini esophagogastrik junction tetap di bawah diafragma, dengan kata lain disini terdapt vulvulus parsiel dari lambung
Perbedaan lain ialah : pada rolling hernia, refluk dari asam lambung jarang terjadi. Pada rolling hernia karena kantong hernia menekan esofagus dari belakang, maka tidak akan terjadi regurgitasi. Kemungkinan besar pada rolling hernia seluruh fundus dari gaster masuk kedalam rongga dada


D.    Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa:
1) Gangguan pernafasan yang berat
2) Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen) .
3) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
4) Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
5) Takikardia (denyut jantung yang cepat)
6) Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris
7) Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia
8) Bising usus terdengar di dada
9) Perut teraba kosong.
10) Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia.
11) Paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Jika hernianya besar
12) Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
Anak sesak terutama kalau tidur datar, dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid. Pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang – kadang terlatak di hemitoraks kanan. Bila anak di dudukkan dan diberi oksigen maka sianosis akan berkurang.
Pada herniasi berat terlihat :
-          Adanya gejala gangguan nafas pada hari pertama setelah bayi lahir.
-          Jantung tergeser ke arah dada yang sehat.
-          Suara nafas pada paru yang sakit akan melemah dan pada perkusi terdengar lebih pekak.
-          Dinding perut tampak cekung atau tampak perut skafoid.
-          Diagnosis hernia diafragmatika kongenital ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik atau pemeriksaan USG.

E.     Patofisiologi
Rongga peritoneum dan pleura kemudian saling berhubungan di sepanjang dinding tubuh posteriol. Kelainan seperti ini yang dikenal sebagai hernia diafragmatika congenital, memungkinkan organ-organ dalam perut memasuki rongga pleura. Pada 85 – 90 % kasus, hernianya disisi kiri, dan gelung usus, lambung, limpa, dan bagian hati bisa masuk ke rongga dada. Karena kehadiran organ-organ perut di dalam dada, jantung terdorong ke anterior, sedangkan paru-paru tertekan dan sering mengalami hipoplasia.
F.      Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, yaitu:
-          Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris.
-          Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia.
-          Bising usus terdengar di dada.
-          Perut teraba kosong.
-          Rontgen dada menunjukkan adanya organ perut di rongga dada.
-          Pemeriksaan CT Scan atau USG FAST untuk memastikan diagnosis rupture diafragma dan hernia diafragma.
b.      Pemeriksaan penunjang
-          Foto toraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah toraks. Kadang – kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralisis diafragmatika dengan eventerasi.
G.    Prognosis
Selain oleh tindakan bedahnya sendiri, prognosis ditentukan oleh adanya hipoplasia paru – paru. Angka kematian sekitar 50 % pada bayi yang menunjukkan adanya sgn berat dalam 24 jam pertama sebagai akibat hernia diafragmatika. Bila gejalanya tidak berat dan bayi dapat hidup sendiri tanpa bantuan berarti dalam 72 jam pertama prognosisnya cukup baik.
H.    Komplikasi
a.       Gangguan Kardiopulmonal karena terjadi penekanan paru dan terdorongnya mediastinum ke arah kontralateral.
b.      Sesak nafas berat berlanjut dengan asfiksia.
c.       Mengalami muntah akibat obstruksi usus.
d.      Adanya penurunan jumlah alveoli dalam pembentukan bronkus.

I.       Pengobatan
Tindakan bedah yang sebelumnya dilakukan perawatan umum secara baik, pemberian oksigen secara endotrakeal untuk mengurangi masuknya udara dalam usus yang dapat menyebabkan bayi bertambah sesak, perubahan posisi bayi menjadi setengah duduk agar tekanan di dada berkurang, pemasangan sonde lambung untuk dekompresi perut, dan penghentian minum peroral serta diberikan cairan intravena. Kesulitan dalam menangani kasus ini selain tindakan bedahnya sendiri adalah bila dijumpai adanya hipoplasia paru yang sering pula menimbulkan gangguan pada jantungnya. Bila perlu dapat dipasang ventilator mekanis. Pada hernia yang kecil dalam periode neonatus hanya sebagian kecil usus masuk ke rongga dada secara perlahan. Kejadian ini biasanya tidak memberi gejala klinis dalam Minggu pertama kehidupan bayi, bahkan mungkin sampai beberapa tahun. Bayi demikian tidak memerlukan perawatan intensif maupun tindakan bedah segera. Hernia diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat. Organ perut harus dikembalikan ke rongga perut dan lubang pada diafragma diperbaiki.
J.       Tindakan
Anak ditidurkan dalam posisi duduk dan dipasang pipa nasogastrik dengan teratur dihisap. Diberikan antibiotika profilaksis dan selanjutnya anak dipersiapkan untuk operasi. Hendaknya perlu diingat bahwa biasanya 70 % kasus seperti ini disertai dengan hipoplasia paru.
K.    Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama hamil seperti asam folat, vitamin B komplek dan protein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar